FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERILAKU KONSUMEN
1.
Faktor Sosial
·
Grup
Sikap dan perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak grup-grup kecil. Kelompok dimana orang tersebut berada yang mempunyai pengaruh langsung disebut membership group. Membership group terdiri dari dua, meliputi primary groups (keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja) dan secondary groups yang lebih formal dan memiliki interaksi rutin yang sedikit (kelompok keagamaan, perkumpulan profesional dan serikat dagang). (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp. 203-204).
Sikap dan perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak grup-grup kecil. Kelompok dimana orang tersebut berada yang mempunyai pengaruh langsung disebut membership group. Membership group terdiri dari dua, meliputi primary groups (keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja) dan secondary groups yang lebih formal dan memiliki interaksi rutin yang sedikit (kelompok keagamaan, perkumpulan profesional dan serikat dagang). (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp. 203-204).
Contoh Kasus :
Seorang
wanita yang berkumpul dengan teman-temannya, ketika teman-temannya sedang
membicarakan produk fashion merk ZARA lebih baik dari merk GUCCI maka ia akan
lebih memilih merk ZARA dibandingkan merk GUCCI. Hal ini dii sebabkan pengaruh
dari primary groups yaitu teman-temannya.
·
Pengaruh Keluarga
Keluarga memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku pembelian. Para pelaku pasar telah memeriksa peran dan pengaruh suami, istri, dan anak dalam pembelian produk dan servis yang berbeda. Anak-anak sebagai contoh, memberikan pengaruh yang besar dalam keputusan yang melibatkan restoran fast food. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.204).
Keluarga memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku pembelian. Para pelaku pasar telah memeriksa peran dan pengaruh suami, istri, dan anak dalam pembelian produk dan servis yang berbeda. Anak-anak sebagai contoh, memberikan pengaruh yang besar dalam keputusan yang melibatkan restoran fast food. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.204).
Contoh Kasus :
Ketika
satu keluarga yang terdiri dari suami,istri dan anak berjala-jalan di sebuat
pusat perbelanjaan. Biasanya sang anak lah yang akan memberikan pengaruh
terhadap restoran mana yang akan menjadi tempat ia dan keluarganya makan. Hal
ini membuktikan bahwa keluarga mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap
perilaku konsumen terhadap pembelian.
2.
Faktor Personal
·
Situasi Ekonomi
Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk, contohnya rolex diposisikan konsumen kelas atas sedangkan timex dimaksudkan untuk konsumen menengah. Situasi ekonomi seseorang amat sangat mempengaruhi pemilihan produk dan keputusan pembelian pada suatu produk tertentu (Kotler, Amstrong, 2006, p.137).
Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk, contohnya rolex diposisikan konsumen kelas atas sedangkan timex dimaksudkan untuk konsumen menengah. Situasi ekonomi seseorang amat sangat mempengaruhi pemilihan produk dan keputusan pembelian pada suatu produk tertentu (Kotler, Amstrong, 2006, p.137).
Contoh Kasus :
Andi
yang seorang direktur dan Dion yang seorang karyawan biasa akan berbeda dalam pemilihan produk dan
keputusan pada suatu produk tertentu. Karna mereka mempunyai situasi ekonomi
yang berbeda.
·
Gaya Hidup
Pola kehidupan seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan, dan opini orang tersebut. Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda (Kotler, Amstrong, 2006, p.138)
Pola kehidupan seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan, dan opini orang tersebut. Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda (Kotler, Amstrong, 2006, p.138)
Contoh Kasus :
Dua
orang yang mempunyai jabatan sama dalam pekerjaannya belom tentu mempunyai gaya
hidup yang sama. Tn X dan Tn Y mempunyai pekerjaan yang sama yaitu sebagai OB
di salah satu perusahaan. Walaupun mereka mempunya pekerjaan yang sama tetapi
gaya hidup mereka tidak sama. Tn X lebih simple dan lebih bersikap hemat
terhadap pendapatannya berbeda dengan Tn Y yang lebih boros menggunakan
pendapatannya untuk hal yang tidak terlalu penting.
·
Umur dan Siklus Hidup
Orang-orang merubah barang dan jasa yang dibeli seiring dengan siklus kehidupannya. Rasa makanan, baju-baju, perabot, dan rekreasi seringkali berhubungan dengan umur, membeli juga dibentuk oleh family life cycle. Faktor-faktor penting yang berhubungan dengan umur sering diperhatikan oleh para pelaku pasar. Ini mungkin dikarenakan oleh perbedaan yang besar dalam umur antara orang-orang yang menentukan strategi marketing dan orang-orang yang membeli produk atau servis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.205-206)
Contoh Kasus :
Orang-orang merubah barang dan jasa yang dibeli seiring dengan siklus kehidupannya. Rasa makanan, baju-baju, perabot, dan rekreasi seringkali berhubungan dengan umur, membeli juga dibentuk oleh family life cycle. Faktor-faktor penting yang berhubungan dengan umur sering diperhatikan oleh para pelaku pasar. Ini mungkin dikarenakan oleh perbedaan yang besar dalam umur antara orang-orang yang menentukan strategi marketing dan orang-orang yang membeli produk atau servis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.205-206)
Contoh Kasus :
Faktor umur memang
merupakan faktor yang cukup penting. Dalam sebuah kasus, Seorang lansia tidak
akan membeli susu formula untuk anak-anak dan anak-anak tidak akan membeli
popok yang digunakan untuk orang orang lanjut usia.
·
Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli (Kotler, Bowen,Makens, 2003, p. 207).
Contoh Kasus :
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli (Kotler, Bowen,Makens, 2003, p. 207).
Contoh Kasus :
Pekerja konstruksi sering membeli makan siang dari catering yang
datang ke tempat kerja. Bisnis eksekutif, membeli makan siang dari full service
restoran, sedangkan pekerja kantor membawa makan siangnya dari rumah atau
membeli dari restoran cepat saji terdekat
3.
Faktor Psikologi
·
Motivasi
Kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan dari kebutuhan. Berdasarkan teori Maslow, seseorang dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada suatu waktu. Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hierarki, dari yang paling mendesak sampai paling tidak mendesak (kebutuhan psikologikal, keamanan, sosial, harga diri, pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang paling mendesak itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator, dan orang tersebut akan kemudian mencoba untuk memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.214).
Kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan dari kebutuhan. Berdasarkan teori Maslow, seseorang dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada suatu waktu. Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hierarki, dari yang paling mendesak sampai paling tidak mendesak (kebutuhan psikologikal, keamanan, sosial, harga diri, pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang paling mendesak itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator, dan orang tersebut akan kemudian mencoba untuk memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.214).
Contoh Kasus :
Ny.
M yang seorang artis terkenal membutuhkan keamanan yang ekstra untuk menjaga
dirinya, dalam hal ini keamanan merupakan motivator dalam dirinya yang
mendesak. Ketika dia mempunyai seorang bodyguard yang siap menjaganya maka
kebutuhan keamanan tersebut tidak lagi menjadi
motivator. Selanjutnya NY.M akan
mencoba untuk memuaskan kebutuhan paling penting selanjutnya.
·
Attitudes
Attitudes adalah evaluasi, perasaan suka atau tidak suka, dan kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang pada sebuah obyek atau ide (Kotler, Amstrong, 2006, p.145).
Contoh Kasus :
Attitudes adalah evaluasi, perasaan suka atau tidak suka, dan kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang pada sebuah obyek atau ide (Kotler, Amstrong, 2006, p.145).
Contoh Kasus :
Seseorang yang
tidak menyukai buah durian tidak akan membeli durian dan biasanya dia akan
tetap konsisten sekalipun ia melihat
sedang diskon 50% di pasar swalayan.
·
Beliefs
Beliefs adalah pemikiran deskriptif bahwa seseorang
mempercayai sesuatu. Beliefs dapat didasarkan pada pengetahuan asli, opini, dan
iman (Kotler, Amstrong, 2006, p.144).
Contoh Kasus :
Ketika
seseorang mempunyai kepercayaan yang tinggi misalnya terhadap agamanya. Ny. X
seorang muslimah yang taat akan sering membeli kerudung atau jilbab untuk
menutupi rambutnya karna seorang muslimah sudah seharusnya seperti itu.
4.
Faktor Kebudayaan
Nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang melalui keluarga dan lembaga penting lainnya (Kotler, Amstrong, 2006, p.129). Penentu paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Culture, mengkompromikan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang secara terus-menerus dalam sebuah lingkungan. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.201-202).
Nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang melalui keluarga dan lembaga penting lainnya (Kotler, Amstrong, 2006, p.129). Penentu paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Culture, mengkompromikan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang secara terus-menerus dalam sebuah lingkungan. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.201-202).
·
Kelas Sosial
Pengelompokkan individu berdasarkan kesamaan nilai, minat, dan perilaku. Kelompok sosial tidak hanya ditentukan oleh satu faktor saja misalnya pendapatan, tetapi ditentukan juga oleh pekerjaan, pendidikan, kekayaan, dan lainnya (Kotler, Amstrong, 2006, p.132)
Pengelompokkan individu berdasarkan kesamaan nilai, minat, dan perilaku. Kelompok sosial tidak hanya ditentukan oleh satu faktor saja misalnya pendapatan, tetapi ditentukan juga oleh pekerjaan, pendidikan, kekayaan, dan lainnya (Kotler, Amstrong, 2006, p.132)
Contoh Kasus :
Tn.
F yang seorang milioner akan membeli suatu produk yang harganya mahal, sama
seperti seorang direktur utama biasanya juga akan membeli suatu produk yang
harganya mahal. Hal itu menunjukan bahwa kelas sosial sangan mempengaruhi
keputusan konsumen dalam melakukan pembelian
kurang lengkap
BalasHapusKurang lengkap
BalasHapus