Minggu, 24 November 2013

PERILAKU KONSUMEN INDONESIA



Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen di negara-negara berkembang dengan negara maju memiliki beberapa perbedaan. Dalam hal ini Indonesia sebagai negara berkembang memiliki beberapa ciri-ciri seperti berfikir jangka pendek dan tidak terencana.

Menurut Handi Irawan perilaku konsumen Indonesia dikategorikan menjadi sepuluh, yaitu:
  1. Berpikir jangka pendek (short term perspective), ternyata sebagian besar konsumen Indonesia hanya berpikir jangka pendek dan sulit untuk diajak berpikir jangka panjang, salah satu cirinya adalah dengan mencari yang serba instant.
  2. Tidak terencana (dominated by unplanned behavior). Hal ini tercermin pada kebiasaan impulse buying, yaitu membeli produk yang kelihatannya menarik (tanpa perencanaan sebelumnya).
  3. Suka berkumpul. Masyarakat Indonesia mempunyai kebiasaan suka berkumpul (sosialisasi). Salah satu indikator terkini adalah situs social networking seperti Facebook dan Twitter sangat diminati dan digunakan secara luas di Indonesia.
  4. Gagap teknologi (not adaptive to high technology). Sebagian besar konsumen Indonesia tidak begitu menguasai teknologi tinggi. Hanya sebatas pengguna biasa dan hanya menggunakan fitur yang umum digunakan kebanyakan pengguna lain.
  5.  Berorientasi pada konteks (context, not content oriented). Konsumen kita cenderung menilai dan memilih sesuatu dari tampilan luarnya. Dengan begitu,konteks-konteks yang meliputi suatu hal justru lebih menarik ketimbang hal itu sendiri.
  6.  Suka buatan Luar Negeri (receptive to COO effect). Sebagian konsumen Indonesia juga lebih menyukai produk luar negeri daripada produk dalam negeri, karna bias dibilang kualitasnya juga lebih bagus dibanding produk di indonesia.
  7. Beragama(religious). Konsumen Indonesia sangat peduli terhadap isu agama. Inilah salah satu karakter khas konsumen Indonesia yang percaya pada ajaran agamanya. Konsumen akan lebih percaya jika perkataan itu dikemukakan oleh seorang tokoh agama, ulama atau pendeta. Konsumen juga suka dengan produk yang mengusung simbol-simbol agama.
  8. Gengsi (putting prestige as important motive). Konsumen Indonesia amat getol dengan gengsi. Banyak yang ingin cepat naik “status” walau belum waktunya. Saking pentingnya urusan gengsi ini, mobil-mobil mewah pun tetap laristerjual di negeri kita pada saat krisis ekonomi sekalipun. Menurut Handi Irawan D, ada tiga budaya yang menyebabkan gengsi. Konsumen Indonesia suka bersosialisasi sehingga mendorong orang untuk pamer. Budaya feodal yang masih melekat sehingga menciptakan kelas-kelas sosial dan akhirnya terjadi “pemberontakan” untuk cepat naik kelas. Masyarakat kita mengukur kesuksesan dengn materi dan jabatan sehingga mendorong untuk saling pamer.
  9. Budaya lokal (strong in subculture). Sekalipun konsumen Indonesia gengsi dan menyukai produk luar negeri, namun unsur fanatisme kedaerahan-nya ternyata cukup tinggi. Ini bukan berarti bertentangan dengan hukum perilaku yang lain.
  10. Kurang peduli lingkungan (low consciousness towards environment). Salah satu karakter konsumen Indonesia yang unik adalah kekurangpedulian mereka terhadap isu lingkungan. Tetapi jika melihat prospek kedepan kepedulian konsumen terhadap lingkungan akan semakin meningkat, terutama mereka yang *tinggal di perkotaan begitu pula dengan kalangan menengah atas relatif lebih mudah paham dengan isu lingkungan. Lagi pula mereka pun memiliki daya beli terhadap harga premium sehingga akan lebih mudah memasarkan produk dengan tema ramah lingkungan terhadap mereka. 
Sebagai pembuktian dalam hal ini,saya lampirkan sebuah kasus mengenai larisnya mobil murah yang baru-baru ini terjadi di Indonesia,seperti yang dikutip oleh Detik.com :

1.800 Mobil Murah Suzuki Sudah Terpesan

Serpong - Meski baru diluncurkan, popularitas mobil murah Suzuki, Karimun Wagon R sudah mampu menarik perhatian. Buktinya, sudah ribuan Karimun Wagon R sudah terpesan.
Sales Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Endro Nugroho mengatakan kalau meski Karimun Wagon R baru resmi diluncurkan pada 11 November lalu, inden Karimun Wagon R sudah ribuan.
"Target kita untuk Karimun Wagon R ini 1.500 unit per bulan, tapi kita sampai sekarang sudah terima inden sampai 1.800 unit," ujarnya.

Sementara itu, Davy Jeffry Tuilan, Marketing & DND Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengatakan kalau harapan Suzuki pada Karimun Wagon R ini memang besar.
"Kami ingin Karimun Wagon R dikenal secara signifikan di Indonesia," lugasnya.
Karimun Wagon R sendiri dilepas dengan harga Rp 77-99 jutaan. Harga Rp 77 juta itu untuk Karimum Wagon R tipe GA, harga Rp 89,9 juta untuk tipe GL dan harga Rp 99,9 juta untuk tipe GX. Harga tersebut merupakan on the road untuk wilayah Jabodetabek dan sekitarnya.

Untuk diketahui, Karimun Wagon R ini menggendong mesin generasi terbaru K10B, DOHC yang ringan dan bertenaga, Multi Point Injection serta Penggerak Roda Depan (FWD). Dengan menggunakan mesin berkapasitas 1,000 cc, 12 valve dengan 3 silinder bertenaga 68 PS dan torsi 90 Nm yang akan disalurkan melalui transmisi 5-speed.

Analisa Kasus :
Dalam kasus "1.800 Mobil murah Suzuki Sudah Terpesan" menjelaskan bahwa perilaku konsumen indonesia memiliki pikiran jangka pendek, memilih dengan terburu-terburu dalam kasus ini di karenakan takut kehabisan stock mobil tersebut. Karena itu, dalam hal ini masyarakat Indonesia juga sesuai dengan ciri-ciri kurang peduli lingkungan. hal ini di buktikan pada dasarnya Indonesia sendiri memiliki masalah mengenai kemacetan dan ketika orang-orang berbondong-bondong membeli mobil murah maka tidak menutup kemungkinan malah akan semakin memperparah masalah kemacetan yang ada di Indonesia.

Kesimpulan :
Dari beberapa materi, contoh kasus dan analisa kasus di atas membuktikan sebagian masyarakat Indonesia dan bahkan masyarakat di negara berkembang mempunyai perilaku berpikir jangka pendek, tidak terencana dan lainnya sesuai yang dikatan oleh Handi Irawan. dalam hal ini sebaiknya kita dapat merubah beberapa perilaku yang di rasa kurang baik  misalnya lebih berfikir jangka panjang, rencana yang matang dalam mengambil keputusan dan yang lainnya.
Demikian sedikit uraian materi dan kasus mengenai perilaku konsumen. semoga dapat dijadikan referensi dikemudian hari.

SUMBER :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar